SEPEDA “LOW RIDER”, HILANGKAN KENYAMANAN DEMI BERGAYA

Minggu, 31 Januari 2010 | 11:03 WIB
LEO SUNU
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang remaja tanggung tampak asyik mengendarai sepedanya di kawasan Bundaran Hotel Indonesia pada hari bebas kendaraan atau car free day, Minggu (31/1/2010) pagi. Ia terus meliuk-liuk dengan sepedanya di tengah ramainya pesepeda lain yang berlalu-lalang.
Banyak mata tertuju pada sepeda si remaja ini. Bentuknya yang tak biasa membuat pesepeda lainnya memalingkan mata untuk sekadar memerhatikan tunggangannya. Dengan bodi sepeda yang terbilang panjang dan setangnya yang menjulang tinggi ke atas, tampilan demikian ini membuatnya berbeda dengan sepeda pada umumnya. Inilah sepeda low rider atau dikenal dengan sepeda ceper.
Sepeda low rider merupakan sebuah sepeda dengan ciri khas ceper dan body frame yang melengkung-lengkung. Dengan bentuknya yang unik, sepeda low rider memang secara khusus dimaksudkan oleh penunggangnya untuk ajang bergaya.
Hal ini diungkapkan Joko selaku salah satu anggota dari Sweet Iron Low Rider Community. Meski terbilang sudah tak muda lagi, Joko sangat menggandrungi sepeda low rider dengan segala keunikannya. “Sepeda low rider itu, demi gaya, menghilangkan kenyamanan. Yang penting gaya,” kata dia dalam perbincangan dengan Kompas.com.
Ia mengatakan, mengendarai sepeda low rider tak bisa dibilang mudah. Dengan body yang panjang dan rendah plus setang yang melebar ataupun menjulang membuat sepeda ini akan meliuk-liuk saat ditunggangi. Rasa kurang nyaman pun akan terasa bagi yang tak biasa, manakala berlama-lama mengendarai sepeda low rider. “Tapi yang penting itu tadi, demi gaya. Toh naik low rider juga enggak akan ngebut-ngebut,” ungkapnya.
Pencinta sepeda ceper seperti Joko ini tak bisa dibilang sedikit di Jakarta. Setidaknya ada sekitar 400 pesepeda low rider di Jakarta dan kawasan sekitarnya. Mereka kerap berkumpul saat penyelenggaraan hari bebas kendaraan bermotor seperti pada pagi ini. “Di Jakarta ini ada banyak komunitasnya. Forum besar yang mewadahi memang tidak ada, tapi kami memang rutin ngumpul dan nongkrong bareng seperti ini,” kata Joko.
Kesempatan car free day seperti ini tak ayal dimanfaatkan pecinta low rider untuk berkumpul sekaligus memamerkan keunikan sepedanya. Dengan bentuk yang tidak biasa, ditambah kondisinya yang “kinclong” karena dikrom, tongkrongan komunitas low rider menjadi salah satu perhatian warga.
Hari ini setidaknya ada tiga komunitas low rider Jakarta yang ikut meramaikan car free day di Bundaran HI, yakni dari Sweet Iron Low Rider, Low Rider Tebet (Lote), dan Menteng Sunset Rider.
“Pada dasarnya sepeda low rider itu ada tiga macam, yaitu yang classic dengan body yang agak standar. Lalu ada body panjang atau disebut limousine dan ada body pendek atau disebut cruiser,” kata Joko.
Ketiga jenis sepeda itu bisa digolongkan sebagai sepeda low rider apabila memiliki ciri khas yang sama, yakni body frame sepeda yang dipenuhi unsur lengkungan atau biasa disebut rainbow frame. Selain itu, sepeda pun juga harus tampil seceper mungkin. “As low as possible,” kata Joko.
Setiap pesepeda low rider, kata Joko, akan memiliki kebanggaan dan mendapat apresiasi dari anggota lainnya manakala sepeda low rider-nya merupakan hasil custom dan memiliki bentuk unik dan ekstrem. “Di kalangan low rider yang penting adalah ide apa yang loe tuangkan dalam sepeda-loe. Kalau hasil kreasi sendiri akan makin disalutin,” katanya.
Meski cenderung ekstrem dalam penampilan dan gaya, Joko mengatakan bahwa komunitas pesepeda low rider merupakan salah satu pendukung kegiatan bersepeda untuk mengurangi dampak polusi. Komunitas low rider pun, katanya, kerap mengikuti berbagai kegiatan sosial lingkungan hidup, seperti aksi penanaman pohon dan pembuatan sumur biopori.
Menurut Joko, hal ini sesuai dengan awal mula perkembangan sepeda low rider di Amerika Serikat. Dengan mempertimbangkan alasan penghematan (murah) gaya low rider yang awalnya diterapkan di mobil dan sepeda motor, oleh kaum hispanik pun diterapkan pada sepeda. “Filosofinya di situ mempertimbangkan gaya dan murah, tapi juga sehat karena yang dipakai itu sepeda,” pungkasnya.

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply